5 Tragedi Kerusuhan Sepakbola Paling Mematikan dalam Sejarah

Sepakbola adalah olahraga yang menyatukan jutaan penggemar di seluruh dunia. Namun, di balik gemerlapnya stadion dan sorak-sorai suporter, terdapat beberapa peristiwa tragis yang menodai sejarah sepakbola. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang berikut adalah lima tragedi kerusuhan sepakbola paling mematikan dalam sejarah :

1. Tragedi Estadio Nacional, Peru (1964)

Tragedi ini terjadi pada 24 Mei 1964 di Estadio Nacional, Lima, Peru, saat pertandingan kualifikasi Olimpiade antara Peru dan Argentina. Kerusuhan pecah ketika wasit menganulir gol Peru, yang memicu amukan suporter. Polisi menembakkan gas air mata ke tribun, menyebabkan kepanikan massal. Akibatnya, 328 orang tewas akibat terinjak-injak dan kekurangan oksigen.

2. Tragedi Hillsborough, Inggris (1989)

Pada 15 April 1989, pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest di Stadion Hillsborough, Sheffield, berakhir tragis. Stadion yang penuh sesak menyebabkan ribuan penggemar Liverpool terhimpit di tribun. Kurangnya kontrol keamanan dan kapasitas stadion yang tidak sesuai mengakibatkan 97 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.

3. Tragedi Stadion Kanjuruhan, Indonesia (2022)

Salah satu tragedi sepakbola paling mematikan di dunia terjadi pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia. Kerusuhan pecah setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya. Polisi menembakkan gas air mata ke tribun, memicu kepanikan yang menyebabkan penonton berdesakan dan terinjak-injak. Insiden ini merenggut nyawa 135 orang dan melukai ratusan lainnya.

4. Tragedi Accra Sports Stadium, Ghana (2001)

Pada 9 Mei 2001, pertandingan antara Accra Hearts of Oak dan Asante Kotoko di Accra Sports Stadium, Ghana, berakhir dengan tragedi. Polisi menembakkan gas air mata untuk mengendalikan suporter yang ricuh, tetapi malah menyebabkan kepanikan besar. Akibatnya, 126 orang tewas akibat terinjak-injak dan sesak napas.

5. Tragedi Luzhniki, Rusia (1982)

Tragedi ini terjadi pada 20 Oktober 1982 di Stadion Luzhniki, Moskow, saat pertandingan antara Spartak Moskow dan HFC Haarlem. Kerusuhan terjadi karena pintu keluar yang sempit dan pengamanan yang buruk. Ratusan suporter terhimpit dan terinjak-injak, mengakibatkan sekitar 66 orang tewas, meskipun beberapa laporan menyebut jumlah korban lebih tinggi.

Kesimpulan

Tragedi-tragedi di atas menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan stadion dan keamanan dalam pertandingan sepakbola. Faktor seperti kapasitas stadion, respons pihak keamanan, dan manajemen kerumunan menjadi aspek krusial untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Sepakbola harus tetap menjadi olahraga yang membawa kebahagiaan, bukan duka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *